Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan pada akhir perdagangan sesi I Selasa (21/5/2024), setelah bergerak cukup fluktuatif di awal sesi saya hari ini.
Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG melemah 0,53% ke 7.227,92. Pada Bagian I, IHSG hari ini masih berada di level psikologis 7200.
Nilai transaksi indeks pada Sesi I hari ini mencapai kurang lebih Rp 5,8 triliun dengan volume transaksi 9 miliar saham dan dieksekusi sebanyak 695.069 kali..
Dari sisi sektoral, sektor konsumen non primer yang mencapai 0,96% memiliki bobot paling besar terhadap IHSG pada sesi I.
Sementara Tekanan terbesar terhadap IHSG pada sesi I hari ini adalah saham bank besar Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang hari ini mencapai 20,5 poin indeks.
IHSG berbalik menuju zona merah karena perdagangan pekan ini cenderung singkat yakni hanya berlangsung tiga hari akibat libur panjang Hari Raya Waisak sehingga membuat investor cenderung kurang semangat memburu saham dan cenderung beraksi. pengambilan keuntungan.
Koreksi IHSG terjadi karena investor sedang bullish Tunggu dan lihat menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga yang akan diumumkan Rabu depan.
BI akan menggelar rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini dan besok. Hal ini akan membuat para pelaku pasar khawatir, salah satunya adalah suku bunga acuan.
Sebelumnya, pada April 2024, BI mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 6,25%.
“Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk menaikkan BI rate,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/04/2024).
BI mengatakan alasan kenaikan suku bunga adalah untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupee terhadap kemungkinan memburuknya risiko global dan sebagai langkahsecara preventifA berbahagialah memastikan inflasi memenuhi target 2,5 plus minus 1% untuk tahun 2024-2025 sejalan dengan kebijakan stabilitas.
Di sisi lain, kemarin malam perwakilan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve System (Fed), mengomentari inflasi dan suku bunga.
Pejabat Federal Reserve belum siap untuk mengatakan inflasi bergerak menuju target bank sentral sebesar 2% setelah data minggu lalu menunjukkan tekanan harga konsumen mereda pada bulan April dan beberapa pihak pada hari Senin menyerukan agar kebijakan tetap berhati-hati.
“Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perlambatan disinflasi baru-baru ini akan bertahan,” kata Wakil Ketua Fed Philip Jefferson pada konferensi Mortgage Bankers Association di New York, meskipun ia menyebut data bulan April “menggembirakan.”
Jefferson menyebut kebijakan moneter saat ini ketat dan menolak mengatakan apakah ia memperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga tahun ini, hanya mengatakan bahwa ia akan secara hati-hati menilai data ekonomi yang masuk, prospeknya dan keseimbangan risikonya.
Wakil Ketua Fed Michael Barr mengatakan pada konferensi yang diselenggarakan oleh Fed di Atlanta bahwa inflasi kuartal pertama yang “mengecewakan” “tidak memberi saya kepercayaan diri yang saya harapkan akan mendukung pelonggaran moneter.”
Seperti Jefferson, Barr memperkuat pesan umum The Fed bahwa penurunan suku bunga yang sangat diantisipasi oleh pasar akan ditunda sampai jelas bahwa inflasi akan kembali ke target The Fed sebesar 2%.
“Kita perlu memberikan lebih banyak waktu pada kebijakan pembatasan kita agar kebijakan tersebut dapat terus berjalan,” kata Barr.
RISET CNBC INDONESIA
Quoted From Many Source